Budaya Minat Baca Bisa Dimulai dari Keluarga
Data World's Most Literate Nations, yang disusun oleh Central Connecticut State University tahun 2016 menyebutkan, peringkat literasi Indonesia berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti. Indonesia hanya lebih baik dari Bostwana, negara di kawasan selatan Afrika.
Anggota Komisi X DPR Marlinda Irwanti mengaku prihatin terhadap ‘peringkat’ yang tidak bisa dibanggakan itu. Ia menilai, minat baca masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda disebabkan oleh faktor globalisasi.
“Anak-anak kita minat bacanya rendah mungkin karena faktor globalisasi, sehingga mereka lebih suka menonton televisi, sehingga bacaan menjadi tidak menarik. Apalagi mereka dari kecil tidak dibiasakan membaca buku,” analisa Marlinda, saat kunjungan spesifik Komisi X DPR ke Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, baru-baru ini.
Politisi F-PG itu mengatakan, budaya minat membaca bisa dimulai dari keluarga. Mengingat keluarga merupakan orang terdekat buat si anak.
“Keluarga punya andil sangat besar agar anak-anak punya keinginan meningkatkan minat baca,” imbuh politisi asal dapil Jawa Tengah itu.
Di satu sisi ia berharap, sarana dan prasarana terkait pustaka dilengkapi, serta koleksi buku semakin diperlengkap, sehingga dapat membangkitkan minat baca generasi muda. (sf), foto : sofyan/hr.